Rendahnya Penegakan Hukum, Perdagangan Satwa Liar Membuat Ekosistem Satwa Rusak
Ilustrasi Perdagangan Satwa Liar. (doc. Himahonline.id)
JAKARTA - Perdagangan satwa ilegal terjadi dimana-mana dan berkembang sangat pesat. Kini, perdagangan satwa ilegal tidak memperjual belikan satwa liar yang dilindungi, namun satwa tidak dilindungi pun turut diperjual belikan.
“Saat ini perdagangan satwa ilegal terjadi di mana mana dan berkembang sangat pesat sekali. Perdagangan satwa ilegal tidak hanya memperjualbelikan satwa liar yang dilindungi saja, melainkan juga satwa yang tidak dilindungi juga turut diperdagangkan di pasar satwa,” kata Arisa Creative Campaign Director dan Wildlife Campaigner - The Wildlife Whisperer of Sumatra dalam wawancara melalui WhatsApp, Rabu 12/7/2023.
Maraknya kasus perdagangan satwa ilegal menimbulkan dampak bagi alam itu sendiri, dimana terjadi pada kelangkaan, kepunahan spesies dan ketidak seimbangan ekosistem.
“Dampak yang ditimbulkan salah satunya adalah dampak pada alam itu sendiri yang dimana terjadi kelangkaan, kepunahan spesies dan ketidakseimbangan ekosistem di habitat aslinya karena aktivitas perburuan liar tersebut,” Kata Arisa.
Arisa mengatakan perilaku manusia itu sendiri membuat ekosistem alam menjadi rusak. Hal tersebut, menjadikan bisnis satwa ilegal, perdagangan manusia, dan narkotika menjadi bentuk kejahatan paling besar di dunia.
“Bisnis satwa ilegal bersama dengan perdagangan manusia dan juga narkotika sebagai kejahatan paling besar di dunia,” kata dia.
Selanjutnya, Penegakan hukum terhadap praktik ilegal masih berpegangan pada hukum pidana dan hukum yang dijatuhkan masih relatif rendah. Hal tersebut, tidak memberikan efek jera kepada para pelaku.
“Selama ini penegakan hukum terhadap praktik ilegal tersebut masih bertumpu pada hukum pidana dan hukum yang dijatuhkan pun disebut relatif rendah, bahkan tidak memberikan efek jera kepada para pelaku. Ini yang menyebabkan mengapa perdagangan satwa dan juga pasar satwa itu masih sangat aktif aktivitasnya di beberapa kota besar,” kata dia.
Selain itu, tindakan pemerintah dan aparat keamanan masih terhitung rendah, maka dari itu banyak perdagangan satwa liar yang melakukan modus baru untuk mengalihkan perhatian aparat.
“Banyak perdagangan satwa saat ini sudah lebih cerdas dalam melakukan modus penjualan satwa dilindungi. Jadi, ini pun menjadi tantangan juga bagi aparat keamanan untuk menertibkan praktik praktik perdagangan satwa liar ini tadi itu gitu,” ujar Arisa.
Sebagian orang mendukung membeli satwa liar guna untuk meningkatkan status sosial di dirinya. Selain itu, juga mempercayai mitos dan percaya berkhasiat untuk kesehatan.
“Beberapa orang mungkin memelihara burung eksotis sensasinya berbeda dengan burung jenis biasa, terus ada juga yang percaya jika membeli satu liar itu untuk meningkatkan status sosial jadi seperti ada ada pride di diri manusia tersebut lalu mempercayai mitos juga seperti bagian tubuh. Beberapa satu juga dipercaya berkhasiat untuk kesehatan,” ujar Arisa.
Wildlife Whisperer of Sumatra merupakan digital platform yang berfokus pada upaya penyebaran edukasi dan juga membangun kesadaran tentang perlindungan satwa liar dan habitatnya. Penyebaran tersebut dilakukan dengan strategi digital campaign di media sosial.
Kampanye yang dilakukan, yakni speak up for the voiceless atau bersuara untuk yang tidak bisa bersuara dalam konteks satwa liar atau kita sebagai corong suara satwa liar.
Komentar
Posting Komentar